Pages

Powered by Blogger.

Tuesday, January 14, 2014

Rumah Adat Bengkulu "Bubungan Lima"

Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat resmi Provinsi Bengkulu. Rumah Bubungan Lima termasuk jenis rumah panggung. “Bubungan lima” sejatinya merujuk pada atap dari rumah panggung tersebut. Selain “bubungan lima”, rumah panggung khas Bengkulu ini memiliki bentuk atap lainnya, sperti “bubungan limas”“bubungan haji”, dan “bubungan jembatan”. Material utama yang digunakan adalah kayu medang kemuning atau surian balam, yang berkarakter lembut namun tahan lama. Lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya terbuat dari ijuk enau atau sirap. Sementara di bagian depan, terdapat tangga untuk naik-turun rumah, yang jumlahnya biasanya ganjil (berkaitan dengan nilai adat).
Menilik sejumlah literatur yang menerangkan tentang rumah adat ini, kesimpulan sementara yang bisa diambil adalah, rumah ini bukanlah jenis tempat tinggal yang umum ditempati masyarakat. Rumah Bubungan Lima (juga jenis rumah adat lainnya di Bengkulu) merupakan rumah dengan fungsi khusus yang digunakan untuk ritus-ritus adat atau acara khusus, seperti penyambutan tamu, kelahiran, perkawinan, atau kematian. Rumah Bubungan Lima, merupakan salah satu prototipe hunian tahan banjir, yang merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat Bengkulu.
Ramli, dkk (1992), seperti dikutip oleh Larasati dalam http://prestylarasati.wordpress.com/), menerangkan bahwa Rumah Bubungan Lima, dan rumah panggung warga Bengkulu pada umumnya, terdiri atas beberapa bagian:
Bagian Atas:
Bagian atas terdiri dari:
  1. Atap, terbuat dari ijuk, bambu, atau seng,
  2. Bubungan, ada beberapa bentuk,
  3. Pacu (plafon), dari papan atau pelupuh,
  4. Peran, balok-balok bagian atas yang menghubungkan tiang-tiang bagian atas,
  5. Kap, kerangka untuk menempel kasau,
  6. Kasau, untuk mendasi reng,
  7. Reng, untuk menempel atap, dan
  8. Listplang, suyuk, penyunting.
Bagian Tengah:
Bagian tengah terdiri dari:
  1. Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela,
  2. Dinding, terbuat dari papan atau pelupuh,
  3. Jendela, bentuk biasa dan bentuk ram,
  4. Pintu, bentuk biasa dan bentuk ram,
  5. Tulusi (lubang angin), ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibuat dengan berbagai ragam hias,
  6. Tiang penjuru,
  7. Piabung, tiang penjuru halaman,
  8. Tiang tengah,
  9. Bendu, balok melintang sepanjang dinding.
Bagian Bawah
Sementara bagian bawah, terdiri dari:
  1. Lantai, dari papan, bambu, atau pelupuh,
  2. Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm, dipasang sepanjang dinding luar di atas balok,
  3. Kijing, penutup balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding,
  4. Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan,
  5. Tailan, balok sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelkan lantai,
  6. Blandar, penahan talian, melintang,
  7. Bedu, balok diatas sebagai tempat meletakkan rel,
  8. Bidai, bamboo tebal yang dipasang melintang dari papan lantai, untuk mempertahankan dari tusukan musuh dari bawah rumah,
  9. Pelupuh kamar tidur, sejajar dengan papan lantai (di atas bidai),
  10. Lapik tiang, batu pondasi tiang rumahtiang rumah,
  11. Tangga depan dan belakang.

Susunan Ruang dan Fungsinya
Susunan ruang Rumah Bubungan Lima (dan rumah panggung Melayu Bengkulu umumnya) beserta fungsinya, adalah sebagai berikut: 
  • Berendo
Tempat menerima tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya menyampaikan suatu pesan (sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk bersantai pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak, berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll
  • Hall
Ruang untuk menerima tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk tempat cengkrama keluarga pada malam hari, ruangan belajar bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau mufakat sanak famili.
  • Bilik Gedang
Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta anak-anak yang masih kecil.
  • Bilik Gadis
Biasanya terdapat pada keluarga yang memiliki anak gadis, merupakan kamar bagi Si Anak Gadis. Selain uantuk tidur juga digunakan untuk bersolek. Bilik gadis biasanya berdampingan dengan bilik gedang, demi keamanan dan kemudahan pengawasan terhadap anak gadis mereka.
  • Ruang Tengah
Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung karena fungsi utamanya adalah untuk menerima tamu bagi ibu rumah tangga atau keluarga dekat bagi si gadis. Di samping itu juga sering dipakai sebagai tempat belajar mengaji. Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, kadang-kadang dipakai untuk tempat tidur anak bujang.
  • Ruang Makan
Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan bersama digunakan hal, bukan di ruang makan.
  • Garang
Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau tempat air lainnya, juga dipakai untuk tempat mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur
  • Dapur
Ruangan untuk memasak
  • Berendo Belakang
Serambi belakang, tempat bersantai bagi kaum wanita pada siang atau sore hari, melepas lelah setelah mengerjakan tugas, tempat mengobrol sambil mencari kutu.
Selain Rumah Bubungan Lima, di Provinsi Bengkulu juga terdapat rumah adat yang lain seperti Rumah Umeak Potong Jang, Rumah Kubung Beranak, Rumah Patah Sembilan, dan lain sebagainya. 

Sumber :Kebudayaan Indonesia.net

No comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About